2 Raja-raja 18 : 19-25, 19 : 1-7; Lukas 18 : 18-30
Selamat hari Rabu.
Raja Hizkia melalui suatu masa sulit dalam pemerintahannya. Memang ia tidak setia kepada Tuhan, sampai-sampai ia menaruh percaya kepada bangsa Asyur. Namun, dalam kelemahanpun ia masih dihina oleh raja Asyur, bahkan melalui juru minuman, menghina percaya umat Israel.
2 Raja-raja 18:20 (TB) Kaukira bahwa hanya ucapan bibir saja dapat merupakan siasat dan kekuatan untuk perang! Sekarang, kepada siapa engkau berharap, maka engkau memberontak terhadap aku?
Dan, setelah Hizkia sadar, berfirmanlah Tuhan melalui nabi Yesaya: 2 Raja-raja 19:5-7 (TB) Ketika pegawai-pegawai raja Hizkia sampai kepada Yesaya, berkatalah Yesaya kepada mereka: "Beginilah kamu katakan kepada tuanmu: Beginilah firman TUHAN: Janganlah engkau takut terhadap perkataan yang kaudengar yang telah diucapkan oleh budak-budak raja Asyur untuk menghujat Aku. Sesungguhnya, Aku akan menyuruh suatu roh masuk di dalamnya, sehingga ia mendengar suatu kabar dan pulang ke negerinya; Aku akan membuat dia mati rebah oleh pedang di negerinya sendiri."Tuhan punya cara menolong umat-Nya. Sekalipun awalnya tak percaya dan merobohkan mezbah untuk Tuhan namun Tuhan yang pedulo tidak meninggalkan Hizkia.
Ketika seorang pemimpin agama Yahudi bertanya kepada Tuhan Yesus tentang memperoleh hidup kekal, dengan bangga ia menyatakan sebagai orang Yahudi yang saleh, ia sudah melakukan perintah Tuhan. Lalu apa yang terjadi ketika Tuhan Yesus meminta supaya ia menjual segala miliknya, membagikan kepada orang miskin, mendapat harta di sorga dan mengijut Yesus. Apa yang terjadi?
Lukas 18:23-25 (TB) Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya. Lalu Yesus memandang dia dan berkata: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."Kasih itu bukan sekedar ucapan. Melakukan sepuluh perintah Tuhan bukan sekedae apa yang tertulis namun melaksanakannya dengan ketulusan hati, dan jika benar pemimpin itu sudah melaksanakan semua itu dalam kasih, niscaya semua itu sudah dilakukannya karena kasih kepada Tuhan dan sesama soal pelaksanaannya, bukan hanya dalam ucapan dan dalam rumah ibadah.
Bagaimana dengan kita? Adakah kita mengasihi Tuhan dan sesama dengan mengasihi siapapun dalam hidup kita? Ataukah masih memilih orang dan tempat?
Doa:
Tetap percaya Tuhan walau kadang belum melihat nyata pertolongan-Nya.