Yesaya 52:13-53:12; Mazmur 22; Ibrani 4:14-16; 5:7-9; Yohanes 19: 16 – 30
Selamat hari Jumat Agung.
Gambaran kesengsaraan Hamba Tuhan (Yes. 52 : 13-53 : 12) jelas nyata tersaji dalam diri Tuhan Yesus ketika vonis hukuman salib dan pelaksanaannya terjadi (Yoh. 19 : 16-30). Sebagai Hamba Tuhan yang taat kepada Tuan-Nya, digambarkan: Yesaya 53:6-7 (TB) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Dan itu juga diungkapkan dalam rasa kesepian yang dialami oleh pemazmur dalam Mazmur 22. Tuhan Yesus taat, menurut memberikan diri-Nya untuk memberikan keselamatan kepada dunia sampai Dia mati (Yoh. 19 : 30). Ketaatan-Nya menjadikan Dia sebagai Imam Besar bagi kita yang berbeda dengan imam besar yant lain (Ibr. 4 : 14-16), dan karena itu Dia adalah Ibrani 5:7-9 (TB) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Dialah pokok selamat kita. Kasih dab pengorbanan-Nya memberikan kepada keselamatan bagi kita.
Tidakkah kita bersyukur dan berterima kasih?
Doa :
Guru mempersiapkan diri mengajar secara hybrid dengan protokol kesehatan.