GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

JAGALAH KEKUDUSANMU

Baru Wed, 25 May 2016   

oleh:

Ayat Bacaan : Daniel 1: 1-21, Lukas 1: 46-55

Hidup di tengah lingkungan sosial yang ‘kotor’ seringkali membawa tantangan yang tidak mudah bagi setiap umat Tuhan. Tatkala kita tidak ikut menjadi ‘kotor’, maka kita akan berhadapan dengan banyak orang yang akan menjadi ‘musuh’ kita. Ambil contoh, saat kita masuk di lingkungan kerja yang korup. Jika kita tidak ikut korupsi, maka sudah dapat dipastikan bahwa kita akan berhadapan dengan teman-teman kerja yang akan terus memusuhi dan berusaha menyingkirkan kita. Oleh karena itu, tak jarang umat Tuhan memilih untuk ikut larut dalam ‘kekotoran’ itu. Daripada dimusuhi dan kehilangan pekerjaan, lebih baik ikuti saja pola yang sudah ada di lingkungan tersebut.  Akhirnya kita meninggalkan prinsip-prinsip iman dan mengabaikan tanggungjawab untuk menjaga kekudusan hidup kita.

Hari ini kita belajar dari sikap hidup Daniel. Sekalipun ia masih muda, namun ia menunjukkan sikap yang sungguh-sungguh ingin tetap memelihara kekudusan di tengah lingkungan yang ‘kotor’. Saat ia diminta raja Nebukadnezar untuk bekerja di istananya, Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja (Daniel 1:8). Ketetapan Daniel ini ternyata mendapat dukungan penuh dari Allah. Dukungan Allah tersebut nyata melalui 2 hal yang Allah lakukan, yaitu:

  1. Mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana (Dan 1:9).
  2. Memberikan kepada Daniel dan teman-temannya, pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat. Bahkan kepada Daniel, secara khusus Allah mengaruniakan pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi (Dan 1:17). Sehingga didapati bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi yang ada di seluruh wilayah kekuasaan Nebukadnezar (Dan 1:20).

 

Dukungan Allah kepada orang-orang yang ingin menjaga kekudusan hidup, juga nampak dalam nyanyian pujian Maria dalam Lukas 1:46-55. Pujian ini lahir dari pengalaman hidup Maria. Apa yang ia ungkapkan adalah apa yang ia alami sendiri. Bagaimana ia merasakan dukungan Allah yang begitu besar terhadap dirinya, pada saat ia  tetap memilih untuk taat dan setia pada kehendak Allah. Dalam pujiannya, Maria mengungkapkan “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.” (Luk 1:48-49)

Membaca kisah hidup Daniel dan pujian Maria, mengingatkan kita pada karya pemeliharaan dan dukungan Allah pada umat yang benar-benar ingin menjaga kekudusan hidupnya. Allah berkarya mendukung dan memampukan Daniel dan Maria untuk menjaga kekudusan hidup mereka. Allah tidak membiarkan mereka berjuang sendirian. Allah ada di pihak orang-orang yang berjuang menjaga kekudusan hidup mereka. Jika Daniel dan Maria yang pada masa itu masih sama-sama muda, mau berketetapan untuk memelihara kekudusan dalam hidupnya; bagaimana dengan kita? Apakah saat ini kita juga masih memiliki kerinduan yang sama seperti mereka?

Menjaga kekudusan dalam hidup memang bukan perkara yang mudah, terlebih jika kita hidup dan bekerja di lingkungan yang telah lama ‘kotor’. Namun, Allah tidak pernah membiarkan umat-Nya berjuang sendirian. Allah berkenan memberikan pemeliharaan dan dukungan penuh bagi umat-Nya yang ingin menjaga kekudusan hidupnya. Oleh karena itu, jangan takut dan jangan ragu. Jagalah kekudusan hidupmu. Katakanlah tidak terhadap hal-hal yang dapat menajiskan hidupmu. Percayalah, Allah akan terus memelihara dan mendukung perjuanganmu. Tuhan memberkati.