Maleakhi 3 : 5-12; Filipi 1 : 12-18
Selamat hari Kamis.
Bersyukurlah kita karena kita mempunyai Tuhan yang tidak hanya setia dan adil, tetapi yang dalam keadilan-Nya menyatakan kasih kepada umat-Nya dengan menjadi pembela terhadap orang-orang yang melawannya (Mal. 3 : 5), namun sayangnya Israel sendiri pun ternyata justru juga melawan Tuhan;
Maleakhi 3:6-7 (TB) Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.
Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?" Dan justru di sinilah keadilan Tuhan; bahwa Dia tetap menjadikan Israel umat-Nya, dan selalu memberi kesempatan untuk bertobat; kembali kepada-Nya.
Pemberitaan tentang pertobatan inilah yang dilakukan oleh Paulus dalam hidupnya. Pemberitaan yang justru menjadikan dia ditangkap dan dimasukkan dalam penjara. Bagaimana Paulus menghadapinya? Sebagai seorang hamba, Paulus justru bersyukur karena buat Paulus yang penting bukan dirinya di luar atau di dalam penjara; yang penting adalah pemberitaan Injil semakin tersebar, dan orang tahu bahwa ia dipenjara karena memberitakan Injil Kristus. Inilah poin penting bagi Paulus dalam hidupnya: Injil yang makin hari makin tersebar luas untuk mewartakan pertobatan kepada dunia.
Jadi, sudahkah kita menjadi pemberita Injil dengan tulus hati dan tidak bersungut-sungut? Yang penting bukan aku-nya. Yang penting adalah warta tentang pertobatan dunia dan kembali kepada Tuhan makin disebarluaskan, dan makin banyak orang percaya.