Lukas 1 : 46b – 55; 1 Samuel 1 : 19 – 28; Ibrani 8 : 1 – 13
Selamat hari Selasa.
Iman atau percaya adalah kata yang mudah diucapkan. Dengan iman itu kita meyakini Tuhan pasti melakukan apa yang benar kepada kita.
Iman itulah yang menuntun Hana berdoa dan bernazar kepada Tuhan, memohon belas kasihan Tuhan (1 Sam. 1 : 11, 15-18), dan setelah Samuel lahir dan disapih, ia menepati nazarnya (1 Sam. 1: 22, 26-28) dan Elkana mempersembahkan korban kepada Tuhan. Memberi korban adalah pernyataan iman umat kepada Tuhan. Korban menjadi perantara antara Tuhan dengan umat. Jikalau demikian, apakah kita perlu memberikan korban?
Penulis kitab Ibrani mengajarkan: Ibrani 8:1-2 (TB) Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. Kristuslah Imam Besar kita, yang oleh nama-Nya kita boleh menaruh pengharapan kepada Tuhan.
Adakah iman itu terlalu rumit, ketika kita tahu: jalan menuju Bapa adalah melalui dan di dalam Kristus? Karena itu ketika kita berdoa, kita berkata "dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa dan memohon."
Doa :
Masyarakat yang taat kepada pemerintah untuk menurunkan jumlah orang yang terkena virus.