Mazmur 29; Pengkhotbah 2:1-11; 1 Korintus 2:1-10
Selamat hari Jumat.
Hidup untuk mendapat kesenangan diri dan memuaskan diri, itulah yang dijumpai dalam hidup banyak orang, seperti kata pengkotbah; Pengkhotbah 2:1-3 (TB) Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itu pun sia-sia."Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"
Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat, dan dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.
Dan pengkotbah tetap mengatakan "semua sia-sia". Lalu, bagaimana manusia harus bertindak? Ketika manusia hanya berkutat dengan memuaskan diri, dan hidup untui diri sendiri, kapan akan merasa puas? Yang ada semua adalah kurang, kurang dan kurang. Oleh karena itu pemazmur memberi arah hidup bagi manusia: Mazmur 29:1-2 (TB) Mazmur Daud. Kepada TUHAN, hai penghuni sorgawi, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!
Miliki hidup yang tujuannya untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Karena itu Paulus menegaskan pelayanannya bukan karena kemampuan dirinya tapi oleh Tuhan. 1 Korintus 2:4-5 (TB) Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Itulah yang patut menjadi cara hidup orang beriman: hidup oleh karena Tuhan dan untuk memuliakan Tuhan.
Doa :
Pemerintah yang memperhatikan Kawasan terluar, terdepan, tertinggal.