Mazmur 119: 121-128; Amsal 1: 1-7, 20-33; Markus 4: 30-34
Selamat hari Rabu.
Kita sering mendengar kata: DAMAI SEJAHTERA. Apakah itu? Apakah ketika semuanya baik-baik saja; tidak ada perang, tidak ada ketakutan? Damai sejahtera ada ketika hidup setiap makhluk aman tetapi sekaligus hidupnya terjamin. Lalu, siapa yang mengusahakannya?
Tuhan Yesus memberikan perumpamaam tentang Kerajaan Allah. Biji sesawi adalah biji yang paling kecil namun bisa tumbuh besar dan menjadi tempat yang nyaman untuk burung-burung (Mark. 4 : 30-34). Tuhan Yesus mengingatkan: hal pemerintahan Allah adalah ketika semua merasakan damai sejahtera yang tidak hanya fisik tapi keseluruhan hidup (jiwa dan raga). Siapa yang mengusahakan? Tentu orang-orang beriman.
Kitalah yang diutus oleh Allah untuk mengusahakan dunia yang penuh damai sejahtera; benih yang Allah berikan di dunia ini supaya mengusahakan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam hidup kita. Karena itu diingatkan: Amsal 1:7 (TB) Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Mulailah hidup kita dengan takut akan Tuhan untuk mewujudkan damai sejahtera itu.
Doa:
Tuhan memberikan hikmat kepada pemerintah untuk mengatur keadaan “New Normal”