Mazmur 48; 2 Samuel 2 : 1 – 11; 1 Korintus 4 : 8 – 13
Selamat hari Kamis.
Kedudukan dan jabatan seringkali menjadi fokus orang dalam berkarir. Tentu bukan berarti kita tidak memerlukan kedudukan atau jabatan kita namun kalau kedudukan dan jabatan menjadi yang utama buat kita, maka orang bisa menghalalkan segala cara. Ketika Saul mati, maka Daud diurapi oleh suku Yehuda sebagai raja mereka namun di lain pihak Isyboset diangkat oleh Abner menjadi raja (2 Sam. 2 : 8-11), saat itu seakan ada dua pemerintahan, yang akhirnya diselesaikan dengan peperangan (2 Sam. 2 : 12-32). Haruskah semua hal diselesaikan dengan peperangan?
Ketika jemaat Korintus saling bertikai, Paulus memberi contoh dirinya dan Apolos, supaya tidak menyombongkan diri (1 Kor. 4 : 8). Bahkan Paulus menyatakan bagaimana sebagai rasul ia merendahkan diri sedemikian rupa bahkan menyamakan dirinya seperti kotoran dan sampah dunia. Bahkan tidak membalas ketika dilakukan yang jahat kepadanya (1 Kor. 4 : 9-13). Mengapa demikian? Karena segala kemuliaan hanyalah bagi Tuhan, sebagaimana yang dikatakan pemazmur: Mazmur 48:14 (TB) (48-15) Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!
Merendahkan diri karena kita tahu: Tuhan yang kita layanilah yang patut dipuji dan dimuliakan dalam hidup kita.
Doa :
Pelaksanaan vaksinasi bagi pekerja publik.