Mazmur 25:1-10; Nehemia 9:26-31; Lukas 21:20-24
Selamat hari Sabtu.
Hidup yang bijak hendaklah dimiliki oleh setiap orang. Itulah juga yang mestinya dimiliki oleh orang percaya. Namun seringkali kita ingin mencari-cari soal supaya kehendak kitalah yang dibenarkan dan diakui, itu yang terjadi pada diri ahli Taurat dan imam kepala yang menguji tentang membayar pajak (Luk. 21:20-24), hal yang sebenarnya sudah mereka ketahui bahwa ketaatan kepada Tuhan yang utama, dan ada kewajiban sebagai warga negara. Dalam kitab Nehemia umat mengakui hidup bangsa mereka bukanlah yang baik-baik saja. Nenek moyang mereka bahkan membohongi Tuhan (Neh. 9:27-29); saat mereka terhimpit teriak minta tolong, saat mereka mendapatkan kedamaia mulai membelakangi Tuhan.
Namun yang mengagungkan adalah kesetiaan Tuhan. Nehemia 9:30-31 (TB) Namun bertahun-tahun lamanya Engkau melanjutkan sabar-Mu terhadap mereka. Dengan Roh-Mu Engkau memperingatkan mereka, yakni dengan perantaraan para nabi-Mu, tetapi mereka tidak menghiraukannya, sehingga Engkau menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa segala negeri. Tetapi karena kasih sayang-Mu yang besar Engkau tidak membinasakan mereka sama sekali dan tidak meninggalkan mereka, karena Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang. Hidup ini -sama dengan hidup manusia lainnya- adalah hidup yang suka memberontak, dan Tuhan tetap bersabar kepada umat-Nya. Itulah yang diharap oleh pemazmur tetap ada; Mazmur 25:7 (TB) Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN.
Pemazmur yang mengharap jalan Tuhan bagi yang mau menantikan Tuhan (Mzm. 25:3-6).
Doa :
Keluarga yang mengasihi dan bersedia mengampuni.