Ayub 29 : 21-30 : 15; Kis. 21 : 1-16
Hidup itu tidak selalu sama. Ada waktunya kita mengalami kehidupan yang "di atas", ada waktunya kita harus terpuruk "di bawah". Itulah juga yang dialami oleh Ayub. Ia pernah jaya dan semua orang menghormatinya. Namun, kemudian ada di titik nadir kehidupan; bahkan orang menertawakan dia: Ayub 30:9-11, 15 (TB) Tetapi sekarang aku menjadi sajak sindiran dan ejekan mereka. Mereka mengejikan aku, menjauhkan diri dari padaku, mereka tidak menahan diri meludahi mukaku, karena tali kemahku telah dilepaskan Allah dan aku direndahkan-Nya, dan mereka tidak mengekang diri terhadap aku.
Kedahsyatan ditimpakan kepadaku; kemuliaanku diterbangkan seperti oleh angin, dan bahagiaku melayang hilang seperti awan. Ia terpuruk dan jatuh. Hidup manusia yang seperti itu, menaruh pengharapan pada diri sendiri atau kepada manusia tentulah merupakan hal yang lemah. Dalam perjalanannya, Paulus bermaksud untuk kembali ke Yerusalem untuk merayakan Pentakosta di Yerusalem (Kis. 20: 16), namun dalam perjalanannya, dua kali Paulus diingatkan Roh Kudus, yaitu di Tirus (Kis. 21 : 4) dan Kaisarea (Kis. 21 : 10-12) supaya tidak masuk ke Yerusalem. Namun nampaknya tekad Paulus untuk pergi ke Yerusalem sudahlah bulat. Karena itu ia berkata: Kisah Para Rasul 21:13 (TB) Tetapi Paulus menjawab: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus."Inilah tekad Paulus yang tetap ingin pergi ke Yerusalem. Atas itu, jemaat di Kaisarea berkata: Kisah Para Rasul 21:14 (TB) Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: "Jadilah kehendak Tuhan!"
Kata "Jadilah kehendak Tuhan" tentu bukanlah kalimat kalah dan menyerah. Kata ini justru adalah doa. Sekalipun (bagi mereka saat itu) mungkin Paulus akan ditangkap, biarlah Tuhan yang berkehendak baik kepada Paulus. Perkataan sahabat-sahabat Paulus adalah sebuah doa pengharapan supaya Tuhan menjaga. Biarlah ini yang terus kita lakukan dalam hidup kita mewartakan yang baik, dan mendoakan yang baik; baik ketika "di atas" atau ketika "di bawah". Percaya: Tuhan bekerja.