Mazmur 84; Ezra 6:1-16; Markus 11:15-19
Selamat hari Rabu.
Atas perintah Darius, perbendaharaan Bait Allah dikembalikan, dan bahkan membantu pembangunan Bait Allah berdasarkan piagam yang ditemukan (Ezr. 6:2-5). Suatu sukacita besar bagi umat karena bisa kembali mendapati Bait Allah dibangun karena kata pemazmur; Mazmur 84:10-12 (TB) (84-11) Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. (84-12) Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. (84-13) Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!
Bait Allah sebagai pusat ibadah umat menjadi kesukaan mereka karena Tuhan yang menjadi pokok selamat mereka.
Oleh karena itu ketika Tuhan Yesus melihat Bait Allah sebagai tempat dilakukannya kolusi antara imam dan pedagang untuk harga korban dan penentuan layak tidaknya korban yang menghasilkan korupsi dan nepotisme, Dia tidak tahan dan mengusir orang-orang yang berdagang. Markus 11:17 (TB) Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"
Sikap inilah yang harus dimiliki oleh Yesus karena Bait Allah adalah tempat Allah disembah, dipuji dan dimuliakan. Bagaimana mungkin tempat yang dipakai untuk menyatakan kekudusan Allah justru dipakai untuk tindakan yang kotor?
Mari sebagai umat kita pun hidup benar dalam hidup kita setiap hari. Jangan biarkan praktek Korupsi, Kolusi dan Neoptisme terjadi dalam kehidupan kita. Baik dalam kehidupan di lembaga gereja, sosial maupun juga terutama dalam lembaga negara.
Doa:
Anggota jemaat menyadari pelayanan adalah pengucapan syukur.