Yeremia 17 : 5-10; Mazmur 1; 1 Korintus 15 : 12-20; Lukas 6 : 17-26
Minggu, 17 Februari 2019Selamat hari Minggu. Manusia cenderung menilai orang lain dari apa yang kelihatan saja sehingga tidak mampu membedakan: mana orang yang benar; orang yang mengandalkan Tuhan, mana yang mengandalkan kekuatan diri sendiri dan kekuatan duniawi. Padahal semakin hari semakin banyak orang menutupi kebusukan hati dengan apa yang kelihatan rohani dan saleh. Tidak demikian dengan Tuhan.Yeremia 17:9-10 (TB) Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."Tuhan menyelidiki hati, yang menguji batin, karena itu Dia mampu menilai dengan tepat; apa yang ada dalam hati manusia; siapa rumput kering yang diterbangkan angin dan siapa pohon yang ditanam di tepi aliran air (band. Mazmur 1). Dalam karya-Nya di dunia, Tuhan Yesus juga mengajar orang banyak dan mengingatkan pilihan hidup; mengikut Tuhan atau mengikut dunia. Mengikut dunia memang terasa enak dan menyenangkan; namun Tuhan Yesus mengingatkan : "Celakalah kamu..." oleh karena segala kenikmatan dunia itu semu. Sebaliknya, jika saat ini orang yang mengikut Tuhan mengalami penderitaan, maka kepada mereka diberitahukan: "Berbahagialah kamu...", mengapa?Lukas 6:22-23 (TB) Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.Karena kita membawa nama Tuhan dan bersama dengan Tuhan. Dan, Paulus menegaskan tentang kebangkitan Tuhan:1 Korintus 15:20 (TB) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.Jadi, apakah kita tetap memegang teguh keyakinan iman kita?