Yeremia 32: 1-9, 36-41; Matius 22: 23-33
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Yohanes 14:27Setiap kita mengerti dan tahu betul bahwa perjalanan hidup manusia diwarnai dengan suka dan duka yang datang silih berganti. Fakta menunjukkan bahwa tak ada hidup yang selalu bertabur bunga, dan tak ada hidup yang hanya diwarnai dengan batu dan duri. Sang pengkotbah mengatakan “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya” (Pengkotbah 3:1). Paul Laurence Dunbar menggambar hidup manusia adalah satu menit tersenyum dan satu jam menangis, satu tetes sukacita dalam satu belanga air mata, tak pernah ada tawa diikuti teriakan kesakitaj dua kali ganda.Ketika kita melihat gambaran perjalanan hidup manusia seperti itu dan melihat pada diri kita, saudara mungkin kita akan mengatakan “Apa aku sanggup? Apa aku bisa? Ngeri dan menakutkan. Jika ditanya siapkah kita melakukan peziarahan hidup ini, mungkin kita akan mengatakan : “ Gak siap dan kalau boleh meminta maka kita pasti akan mencuplik ucapan Yesus, “ Ya Bapa kalau boleh cawan ini lalu dari pada-Ku.”Saudaraku, perjalanan hidup yang diwarnai suka dan duka ini juga terlihat dalam bacaan hari ini. Sebentar lagi Yesus akan meninggalkan para murid. Sebentar lagi Dia akan menyelesaikan Tugasnya di dunia dan cara yang dipilih oleh Allah adalah melalui salib. Sebentar lagi giliran para murid untuk berkarya. Sebentar lagi para murid akan menghadapi banyak tantangan dan kesulitan sebagai murid Yesus…sebentar lagi ….jalan di depan yang berbatu tajam, berduri akan dilalui para murid. Dan ini pasti bukan sesuatu yang mudah. Apa yang Yesus persiapkan untuk para murid? Yohanes 14:27 mengatakan “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Wouw……Yesus tidak memberi mantra yang hebat untuk melewati tantangan dengan mudah. Dia tidak memberikan resep yang manjur, tetapi Yesus memberikan Damai sejahtera. Shalom. Yang menurut Paulus melampaui segala akal, pemikiran dan pengetahuan manusia. Damai sejahtera itu bukan sekedar menunjuk pada ketiadaan perang, atau persoalan tetapi menunjuk pada keserasian, keutuhan dan kesejahteraan. Artinya bebas dari segala ketakutan, kekuatiran, merasa tentram dalam jiwanya karena ada Allah yang baik yang bersama dengan kita, Allah yang memberikan kekuatan dan daya untuk menghadapinya, sehingga kita diberi kemungkinan untuk seperti daud yang tak disangka berhasil mengalahkan goliat.Saudaraku, jika saat ini kita sedang berjalan dalam peziarahan hidup yang berat karena mungkin kita ditinggalkan orang yang kita kasihi, kita sedang ada dalam kondisi sakit, atau apapun kondisi kita, hari ini Tuhan berkata kepada Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.Tuhan memberkati kita .