Yeremia 23 : 9-15; Ibrani 7 : 1-10
Selamat hari Kamis.
Apakah jadinya kalau kita melihat orang yang terlihat saleh, santun dan mempunyai prilaku yang sangat rohani tiba-tiba menjadi orang yang ketahuan melakukan kejahatan? Bagaimana juga ketika kita terlihat saleh, santun dan mempunyai prilaku yang sangat rohani bukannya berbelaskasihan namun justru menjelek-jelekkan bahkan orang yang melakukan kejahatan untuk mengunggulkan dirinya? Dunia yang penuh dengan persaingan menjadikan orang tidak lagi patuh dan taat kepada Tuhan. Yang ada; Filipi 3:18-19 (TB) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Inilah juga yang terjadi di zaman nabi Yeremia. Yeremia mengeluhkan bagaimana prilaku para nabi yang tidak lagi menyuarakan Firman Tuhan namun justru mempergunakan Firman hanya untuk kepentingan mereka sendiri; Yeremia 23:9-11 (TB) Mengenai nabi-nabi. Hatiku hancur dalam dadaku, segala tulangku goyah. Keadaanku seperti orang mabuk, seperti laki-laki yang terlalu banyak minum anggur, oleh karena TUHAN dan oleh karena firman-Nya yang kudus. Negeri telah penuh dengan orang-orang berzinah; sungguh, oleh karena kutuk ini gersanglah negeri dan layulah padang-padang rumput di gurun; apa yang dikejar mereka adalah kejahatan, dan kekuatan mereka adalah ketidakadilan. "Sungguh, baik nabi maupun imam berlaku fasik; di rumah-Ku pun juga Aku mendapati kejahatan mereka, demikianlah firman TUHAN.
Seorang nabi bukankah semestinya justru membawa suara Tuhan kepada umat? Membawa damai sejahtera kepada umat? Orang-orang Lewi, golongan yang melayani di Bait Allah adalah mereka yang berhak atas sepuluh persen dari orang Israel lain dalam rangka penghidupannya. Sejarah antara Melkisedek dan Abram menunjukkan bagaimana Abram memberikan kepada Melkisedek sepersepuluh hasil kemenangannya. Lalu, siapakah Melkisedek? Ibrani 7:1-3 (TB) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
Merunut pada Melkisedek, maka orang Lewi -para imam patutlah menghadirkan syalom; damai sejahtera kepada umat. Apakah ini menjadi monopoli orang Lewi saja? Tentu tidak. Menghadirkan syalom tentulah wujud kehidupan setiap kita. Kita tahu bahwa Tuhan memelihara kehidupan kita dengan berkat yang sudah Dia berikan kepada kita melalui pekerjaan atau usaha kita. Patutlah kita bersyukur dan mengutamakan Tuhan dalam hidup kita.