GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Merendahkan Diri dan Memuliakan Tuhan

Terpublikasi Mon, 21 Oct 2024   

oleh:

Ayub 38:1-7; Mazmur 104:1-9, 24, 35c; Ibrani 5:1-10; Markus 10:35-45

Selamat hari Minggu Keduapuluhdua Setelah Pentakosta.

Hidup yang bertanggungjawab, itulah yang diajarkan Tuhan kepada Ayub ketika ia berkeluh kesah tentang penderitaannya. Ayub 38:1-3 (TB)  Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub: "Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan? 

Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. Ayub diajak untuk merenungkan kembali, benarkah keluh kesahnya kepada Tuhan. Jadi, siapakah yang berhak mengatakan paling berkuasa sehingga merasa berhak menyatakan kebenaran? Ketika Yakobus dan Yohanes meminta supaya mereka menduduki tempat yang terhormat, murid lain marah (Mark. 10:41). Merekapun ingin yang sama. Padahal Tuhan Yesus berkata: Markus 10:43-45 (TB)  Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."Merendahkan diri, dan menjadi pelayan bagi orang lain, itulah yang menjadi hidup orang beriman, itulah yang Tuhan  ajarkan untuk dilakukan. Ibrani 5:5-6 (TB)  Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini", sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."Tuhan mengajar kita untuk merendahkan diri dan menjadi pelayan bagi orang lain.

Pemazmur mengakui Tuhan adalah Allah yang patut dipuji dan dimuliakan karena kasih - Nya kepada umat (Mzm. 104:1-9, 24, 35c).

Doa:
Jemaat – jemaat di pelosok desa yang membutuhkan peralatan ibadah.