Ayub 3:11-12
Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?Mengapa adalah sebuah pertanyaan yang seringkali muncul, ketika perbuatan anak jauh dari harapan orangtua, hasil kerja tidak sesuai dengan yang diharapkan, bahkan ketika persoalan, kesulitan, penderitaan, kepedihan menjadi bagian dari hidup manusia. Pertanyaan mengapa adalah bagian drai upaya kita menemukan sebab atau alasan atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita serta alasan atas perbuatan yang dilakukan. Saudaraku, jika kita membaca kitab ayub, maka kita dapat mengatakan bahwa kitab ini adalah kitab yang menggumuli pertanyaan yang muncul sepnajang masa, yaitu pertanyaan mengapa? Dalam Ayub 1:8 ditunjukan bahwa dia adalah orang yang saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Tiada seorang pun di bumi seperti ini. Di ayat selanjutnya, ditunjukkan bahwa orang yang takut akan Tuhan itu, mengalami peristiwa yang sangat berat. Ia kehilangan semua anak-anaknya, kehilangan seluruh harta bendanya, istrinya meninggalkan dia, bahkan ayub sendiri mengalami sakit, Apa yang dilakukan oleh Ayub? Bacaan kita hari ini, dalam Ayub 3:11-12, Ayub mengajukan pertanyaan Mengapa? Mengapa dia yang telah hidup dalam kesalehan, kejujuran dan takut akan Tuhan mengalami semua ini? Mengapa Allah yang dia kenal Baik membiarkan semua yang tidak baik menimpa dirinya? Mengapa Allah yang Mahakuasa dan Mahatahu tidak mengubah hal yang buruk menjadi kebaikan? Apakah Allah tak mampu menjauhkan Ayub dari semua bencana yang tejadi padanya? Mengapa Allah mengijinkan atau membiarkan malapetaka terjadi dalam hidupnya? Mengapa…mengapa…dan mengapa ….adalah sebuah pertanyaan yang diajukan oleh ayub ketika dia mengalami bencana dalam hidupnya. Apa yang dia dapat? Dari teman-temannya (Ayub 4-31). Mereka melihat bencana yang dialami oleh Ayub adalah akibat atau buah dari kesalahan atau dosa yang telah diperbuat Atau bagian dari Tuhan sedang mendidik Ayub. Jawaban teman-temannya, tak mampu mengakhiri pertanyaan mengapa dari Ayub. Pad akhirnya ….Tuhan sendiri menjawab pertanyaan ayub (Ayub 38-42). Apa yang dikatakan oleh Tuhan? Apakah Tuhan menjawab bencana yang dialami ayub karena dosa yang telah dibuat? Karena Tuhan sedang mendidik dia? TIDAK. Tuhan datang kepada Ayub dan memperlihatkan Siapa Tuhan dan siapa Ayub atau manusia? Ayub 39: 35-38"Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? Hendaklah yang mencela Allah menjawab!" Maka jawab Ayub kepada TUHAN: "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan." Percakapan Tuhan dengan Ayub ini, hendak menunjukkan, tak ada manusia yang bisa memahami dan mengerti pemikiran Allah. Tak ada manusia yang bisa menilai kebijakan Allah. Dan tak ada manusia yang bisa menuntut pertanggungjawban Allah. Dan Ayub sadar bahw ia adakah manusia yang terbatas. Tidak semua pertanyaan mempunyai jawab. Tidak semua akibat mempunyai sebab. Dan tidak semua kebijakan Tuhan tercerna oleh pemikirannya. Pertanyaan mengapa memang tak harus terrjawab. Tetapi jawaban Tuhan yang tak seperti yang diharapkan mampu mengubah seluruh hidup ayub.Saudaraku, mungkin situasi kita saat ini, seprti yang sedang ayub alami. Dan pertanyaan mengapa menjadi bagian dari hidup kita hari ini. Mari kita datang kepada Tuhan, bergumullah bersama dengan Tuhan. Dan biarkan Tuhan bekerja atas seluruh pertanyaan dan pergumulan kita. Tuhan memberkati.