Hakim-hakim 9 : 7-15; 1 Yohanes 2 : 18-28
Selamat hari Selasa.
Setiap kita tentu pernah mengambil keputusan; baik yang biasa atau yang menyangkut keputusan yang berat. Memilih seorang pemimpin tentulah bukan hal yang sembarangan; bukan hanya atas dasar suka tidak suka, karena sama dan berbagai pertimbangan yang dangkal. Memilih seorang pemimpin tentulah diperlukan pemikiran yang matang. Itulah yang terjadi kepada orang-orang Sikhem. Hanya oleh karena persaudaraan, maka mereka memilih Abimelekh untuk memimpin mereka. Oleh karena itu Yotam mengumpamakan orang-orang Sikhem : Hakim-hakim 9:14-15 (TB) Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami!
Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon. Memilih semak duri untuk memimpin mereka, dan mereka akhirnya menanggung akibatnya (Hakim-hakim 9 : 22-49). Pertimbangan yang masak dan matang tentu perlu kita lakukan dalam hidup kita supaya kita benar-benar memilih yang tepat dan tidak salah mengambil langkah.
Dalam percaya kepada Tuhan, ada saja orang yang berusaha menggoyahkan iman percaya kita; ada yang frontal, ada yang dengan lembut menggeser arah iman kita dari iman kepada Yesus Kristus. Penulis kitab Yohanes dimana jemaat juga mengalami godaan anti Kristus mengingatkan: 1 Yohanes 2:24-25 (TB) Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. Tetaplah berpegang kepada iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Tetaplah percaya dalam hidupmu. Dan sekali lagi ia menegaskan: 1 Yohanes 2:28 (TB) Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
Hendaklah ini terus kita perhatikan dalam hidup kita.
Doa:
Tetap teguh dan setia kepada Tuhan.