Pembinaan Calon Penatua dan Penatua dengan model Training of Trainers (ToT) oleh Komisi Pembinaan Penatua, Departemen Pembinaan Pejabat Gerejawi GKI SW Jateng (KPP DPPG GKI SW Jateng) , yang ketiga sudah berlangsung pada tanggal 14-16 Mei 2018 di Wisma Sejahtera, Jl. Menowosari 23A, Magelang.
Dengan ToT, KPP berharap para utusan yang baru kali ini (atau sudah yang ketiga kali mengikuti), setelah mendapatkan pelatihan dapat meneruskan sebagai pelatih di lingkup masing-masing.
ToT, dibuka dengan ibadah yang dilayani oleh Pdt. Benget Tambunan, ketua KPP DPPG GKI SW Jateng, yang berbasis pelayanan di GKI Ampera, Klasis Jakarta 2. Renungan yang disampaikan dengan tema: Pelayan Kristus yang Berkwalitas.
Acara perkenalan dilakukan sebelum memasuki sesi: Spiritual Check Up oleh Pdt. Wisnu Sapto Nugroho, Pendeta Tugas Khusus di LPPS Jl. Samirono Baru, Yogyakarta. Semua utusan diajak untuk melakukan pengecekan kondisi spiritualitasnya. Hari pertama ini diakhiri dengan ibadah malam.
Pada hari kedua, sesi Hakikat Jabatan Penatua GKI disampaikan oleh Pdt. Tabita K. Christiani. Dalam sesi ini dipaparkan latar belakang, hakikat jabatan, syarat-syarat, tugas, dan fungsi penatua di GKI. Tidak ada seorangpun yang sempurna dan layak dapat memenuhi seluruh persyaratan tanpa cela. Persyaratan yang disampaikan tersebut menunjukkan bahwa panggilan sebagai penatua merupakan jabatan yang sangat serius, sehingga harus dilakukan dengan serius dan penuh tanggung jawab.
Sebagai pelayan perlu mengenali Bakat dan Minat Pelayanan-nya. Ibu Sri Aryati Kristianingsih, Staff Pengajar Fakultas Psikologi UKSW menjelaskan pentingnya memahami bakat dan minat karena keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisahkan, saling melengkapi agar sebagai pelayan dapat melakukan pekerjaannya dan mencapai hasil yang maksimal. Para utusan dipandu melakukan tes untuk mengenali bakat dan minatnya masing-masing.
Kapita Selekta dilaksanakan pada 2 sesi sore hari kedua, kemudian dilanjutkan pada 1 sesi pagi hari ketiga. Utusan diminta untuk memilih salah satu dari tiga kelas yang tersedia. Berikut, acara dari masing-masing kelas:
1. Strategi Pembinaan Jemaat yang Berpusat pada Firman, diskusi pada topik ini, difasilitasi oleh Ibu Erni Ekawati. Para utusan diekspos dengan Esensi Pembinaan Spiritualitas Jemaat, yakni untuk menghasilkan pemimpin jemaat yg tidak hanya berorientasi pada efektivitas dan efisiensi tetapi juga efficacy, melayani menurut kehendak dan cara Allah. Ada 4P yang perlu digarap dalam pembinaan jemaat: Person, Proses, Produk, dan Pengarah. Bagaimana mengaplikasikannya: dimulai dengan evaluasi, kemudian melakukan perbaikan d memulai dari diri sendiri (Change me, Use me, Train me, Empower me, and Multiply me), sehingga dapat terjadi spiritual multiplication dalam jemaat.
2. Membangun Persekutuan Menurut Corak Spiritualitas, dpp. Pdt. Addi Soeselia Patriabara P diajak untuk menggumuli Spiritualitas yang merupakan Core Business Gereja, yang menjadi penggerak otentik setiap individu, yakni hidup yang didasarkan pada pengaruh dan Roh Kudus. Setiap individu memiliki corak spiritualitas yang berbeda, ada 9 macam yang diperkenalkan: naturalis, indrawi, tradisionalis, askese, aktivis, pemerhati, antusias, kontempelatif, dan intelektual. Utusan mengikuti tes untuk mengenali coraknya masing-masing. Membangun persekutuan menurut corak spiritualitas yang berbeda-beda ini merupakan salah satu cara yang dapat diaplikasikan dalam jemaat untuk memperoleh kedalaman relasi dAllah, sesama, dan seluruh ciptaan.
3. Pelayanan Pastoral di tengah perubahan zaman, dpp. oleh Pdt. Ibu Hendri Wijayatsih. Menjelaskan perlunya pelayan memahami tantangan hidup saat ini, memahami pelayanan pastoral di tengah perubahan zaman, dan tak kalah penting adalah memahami merawat diri sebagai pelayan pastoral.
Sharing Apresiatif dan rencana tindak lanjut merupakan sesi terakhir, yang kemudian ditutup dengan ibadah bersama dengan tema pengutusan: Pelayan Kristus yang Berintegritas, dpp. Bp. Simon Nugroho Hk.
Dalam ToT kali ini utusan diajak menikmati Lectio Divina dan Taize pada ibadah pagi dan malam hari. Kualitas ToT diharapkan dapat terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Hal yang berbeda yang dapat dirasakan pada TOT ketiga ini adalah pentingnya aspek spiritualitas para pemimpin gerejawi. Dengan demikian dalam TOT ini, bukan hanya wawasan saja yang ditambahkan, tetapi juga penggalian kekayaan spritualitas para utusan yang harus terus bertumbuh untuk menjadi trainers bagi pelayan Kristus.
Nantikan TOT berikut yang tidak kalah menariknya pada awal 2019, jangan lewatkan!