Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa atas kasih dan anugerah Tuhan maka Camp Pemuda Lintas Iman 2018 dapat terselenggara pada hari Jumat-Minggu tanggal 21-23 September 2018 bertempat di Rumah Retret Griya Sejahtera, Ngablak - Kopeng, Kabupaten Magelang. Acara ini merupakan program dari Komisi Pemuda Departemen Pembangunan Jemaat (DPJ) BPMSW GKI SW Jateng.
Camp Pemuda Lintas Iman ini merupakan salah satu upaya untuk memupuk lebih baik lagi perjumpaan dan mempererat relasi dan tali silaturahmi pemuda lintas iman, khususnya di tengah perkembangan zaman yang semakin individualistik serta diperparah dengan semakin bertumbuh suburnya sikap primordialisme.
Pengembangan spiritualitas melalui perjumpaan dan pembentukan relasi dengan pemuda lintas iman ini juga merupakan salah satu yang menjadi kebutuhan pemuda Indonesia.
Camp Pemuda Lintas Iman 2018 dilaksanakan dalam format acara yang saling kait-mengait sehingga membentuk suatu narasi imajinatif dari dunia
pewayangan yang menyimbolkan situasi dan kondisi di Indonesia. Tema yang diusung dalam Camp Pemuda Lintas Iman 2018 adalah “Semar Mbangun Kayangan”. Terkait format narasi imajinatif tersebut maka Semar merupakan tokoh sentral dalam kisah pewayangan sekaligus terlibat penuh dalam narasi imajinatif yang berlangsung selama Camp Pemuda Lintas Iman 2018. Di dalam dunia pewayangan, kayangan merupakan surga yang dipenuhi kedamaian dan hanya ditinggali oleh para dewa. Semar memiliki keinginan untuk membangun kayangan di bumi, yaitu di sebuah negeri bernama Amarta. Kayangan yang dibangun oleh Semar di negeri Amarta merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang saling menghormati, saling berbagi dan saling mengupayakan terwujudnya harmoni layaknya surga yang selama ini dimonopoli oleh para dewa.
Dalam narasi inilah Negeri Amarta secara imajinatif dideskripsikan sebagai lokasi Camp Pemuda Lintas Iman 2018 dan para peserta camp adalah warga negeri Amarta. Peserta Camp Pemuda Lintas Iman 2018 kali ini diikuti 211 (dua ratus sebelas) peserta dari pemuda-pemudi dari berbagai unsur agama yang ada di Indonesia, dan sebagian ada juga dari utusan pemuda kerohanian, serta 22 orang panitia.
Narasumber Camp Pemuda Lintas Iman 2018 yakni Aan Anshori (Gus Aan) juga berperan aktif dalam Jaringan Islam Antidiskriminasi (JIAD), dan Bapak Purnawan Kristanto (trainer aktivis lintas iman).
Harapan dari Camp Pemuda Lintas Iman ini supaya para peserta diharapkan mampu :
1. Mengenal dan membangun relasi dengan yang berbeda secara nyata
2. Mengolah pengalaman perjumpaan mereka melalui jurnalisme lintas iman
3. Menyebarluaskan pengalaman perjumpaan mereka melalui media sosial sehingga pengalaman berharga yang mereka dapatkan tidak berhenti begitu saja melainkan dapat terus dibagikan kepada orang lain.
Respon peserta cukup antusias, perjumpaan peserta yang saling merespons perkenalan dan jalinan silaturahmi, serta upaya mempererat tali persaudaraan membuat hidup suasana acara selama camp pemuda lintas iman ini. Toleransi antar peserta yang terbangun selama camp ini terlihat nyata.
Dalam acara ini, peserta yang terbagi dalam beberapa kelompok mengadakan lokasi perkunjungan yakni Pondok Pesantren Edi Mancoro, Sekolah Qaryah Thayyibah, Pura Aditya Dharma, Vihara Magghadamma, Klenteng Hok Te Bio, Percik Salatiga, Griya Pemulihan Efata Kopeng, Goa Maria Pereng, Pertapaan Gedono dan Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra. Melalui perkunjungan ini, diharapkan pemuda lintas iman belajar memahami serta menerapkan praktik jurnalisme lintas iman dari lokasi kunjungan tersebut, serta dapat mensharingkan pengalaman, diskusi santai antar peserta, serta sharing nyata setelah pemuda-pemudi ini kembali ke lingkungan keseharian mereka.
Kiranya melalui Camp Pemuda Lintas Iman 2018 dapat mengembangkan pembentukan relasi dan toleransi pemuda lintas iman untuk lebih mempererat tali persatuan pemuda sebagai bagian dari pemuda-pemudi Indonesia.