Yes. 27: 1-6 2; Kor. 5: 17-21
Israel, umat milik kepunyaan Allah selalu dijaga dan dikasihi-Nya; dihindarkan dari gangguan. Namun, sayangnya justru Israel sendiri yang Israel sendiri yang memberontak kepada Allah; Yesaya 27:3-5 (TB) Aku, TUHAN, penjaganya; setiap saat Aku menyiraminya. Supaya jangan orang mengganggunya, siang malam Aku menjaganya; kehangatan murka tiada pada-Ku. Sekiranya tampak kepada-Ku puteri malu dan rumput, Aku akan bertindak memeranginya dan akan membakarnya sekaligus, kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku!" Itulah kebiasaan manusia dalam hidup ini; Tuhan Allah yang sudah mengasihi kita, justru kepada-Nya kita memberontak. Kalau demikian, apakah ada yang bisa menyelamatkan kita dari kehangatan murka Allah? Karena jelas dan tegas dikatakan: siapa yang tidak setia, maka ia akan mati. Namun, syukur kepada Allah!! Itulah yang dikatakan oleh Paulus kepada jemaat Korintus; 2 Korintus 5:17-19 (TB) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Kasih Allah melalui Tuhan Yesus Kristus telah memperdamaikan diri-Nya dengan kita.
Dan berita itulah yang Paulus bawa kepada setiap orang.
Bagaimana dengan kita? Adakah syukur atas anugerah keselamatan itu meluap dalam hati kita? Apakah syukur itu menjadikan kita mau memberitakan Injil kepada orang lain?
Wartakan sebagai ucap syukurmu.