GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

SETIA KEPADA TUHAN YANG (LEBIH DAHULU) SETIA

Terpublikasi Thu, 03 May 2018   

oleh:

Ul. 7: 1-11; 1 Tim. 6: 11-12

Perintah Tuhan kepada orang Israel ketika mereka nanti akan menduduki tanah Kanaan tentu dirasakan kejam dan sadis. Namun harua diingat bahwa perintah itu justru untuk menjaga umat Israel; Ulangan 7:6-8 (TB)  Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu — bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? —  tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. 

Perintah itu adalah untuk menjaga kekudusan mereka, supaya mereka menjadi umat yang setia, sebagaimana pertama-tama Tuhan setia kepada mereka. Ulangan 7:9 (TB)  Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan, Ajakan untuk berlaku setia ini tentu juga berlaku bagi kita, orang percaya. Bukankah Tuhan sudah demikian mengasihi kita? Bukankah Dia begitu setia? Sehingga dengan kesetiaan-Nya kita diselamatkan?

Dalam nasehat kepada Timotius, Paulus mengingatkan: 1 Timotius 6:11-12 (TB)  Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi. Paulua mengingatkan supaya Timotius terus setia untuk bertanding dalam pertandingan iman, dan tidak memikirkan apa yang duniawi sehingga ia tetap setia hanya kepada Tuhan.

Tidakkah ini juga berlaku bagi kita? Setia dalam pertandingan iman kita karena kita tahu: Tuhan setia dan Tuhan beserta kita.