Nehemia 2 : 1-10; Roma 12 : 1-8
Selamat hari Jumat.
Memberikan persembahan adalah salah satu bagian dari rangkaian liturgi. Persembahan adalah ungkapan syukur kita atas berkat-berkat Tuhan. Persembahan seperti apakah yang kita bawa? Nehemia, seorang Israel yang menjadi juru minuman raja di tempat penawanannya merasa sedih karena Bait Allah dan kota Yerusalem masih menjadi reruntuhan. Bagi orang Israel Bait Allah adalah pusat peribadahan mereka. Oleh karena itu ketika raja bertanya tentang kesedihan hati Nehemia, ia mengungkapkan kerinduannya untuk membangun Yerusalem, dan raja mengabulkannya.
Nehemia lalu memohon supaya ia diberikan apa yang diperlukan; Nehemia 2:7-8 (TB) Berkatalah aku kepada raja: "Jika raja menganggap baik, berikanlah aku surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku tiba di Yehuda. Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng Bait Suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku. Dalam semuanya itu, Nehemia bersaksi bahwa semua itu terjadi karena kemurahan Tuhan Allah kepadanya.
Oleh karena kemurahan Tuhan Allah-lah kita mengucap syukur kepada-Nya, dan kita diajak untuk memberikan yang terbaik; Roma 12:1-2 (TB) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Persembahan uang memang bagian dari liturgi kita yang menyatakan kesediaan kita untuk memberikan persembahan. Namun, persembahan bukan hanya uang. Persembahan itu juga termasuk (dan terutama) adalah persembahan diri kita supaya dipakai oleh Tuhan untuk memuliakan nama-Nya.
Mempersembahkan diri bukan hanya menjadi aktivis di gereja namun terutama : hidup kita yang mencerminkan kasih Kristus dalam hidup kita setiap hari. Itulah persembahan yang sejati dalam hidup kita. Persembahan yang tak bercacat cela.