GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

PERCAYA; KAPAN?

Terpublikasi Sat, 13 May 2017   

oleh:

Yer. 26: 20-24 Yoh. 8: 48-59

Percaya. Kata itu memang mudah dilakukan ketika semuanya baik-baik saja. Ketika semuanya aman dan sejahtera, tak ada tantangan, hambatan apalagi ancaman; berucap percaya itu hal yang mudah. Namun, bagaimana jika ancaman itu terjadi? Seorang lain selain Yeremia bernubuat yang sama, dan ia ketakutan dengan Raja Yoyakim. Ia lari ke Mesir, ditangkap dan dibunuh. Itukah percaya? Dalam keteguhan imannya, Yeremia tetap menyuarakan suara kenabiannya, ia tidak lari, dan Tuhan melindungi dan melingkupi dia. Sekalipun dianggap kerasukan setan dan dituduh oleh orang Farisi, kesaksian Yesus tetap; Ia menyatakan kesatuan antara diri-Nya dengan Bapa; kesatuan karya-Nya di dunia. Yohanes 8:54-56 (TB)  Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.

Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."Sekalipun untuk itu pun Dia harus dilempari batu oleh orang Farisi. Percaya dan mempercayakan hidup kita kepada Tuhan adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Percaya berarti juga mengambil resiko untuk dicaci, dicela, dihina bahkan sampai diancam bahkan dibunuh. Ada banyak martir yang tetap percaya sekalipun mereka harus kehilangan nyawanya. Mereka memberi arti kata : percaya, karena percaya kita tak bisa digadaikan dengan apapun juga.