Keluaran 16: 2-15, 31-35; Matius 15: 32-39
Selamat hari Rabu.
Kapan kita percaya kepada Tuhan? Saat kita kenyang? Saat kita lapar? Sayangnya ada saja orang yang lupa bahwa Tuhan yang memberi berkat karena itu ketika perut kita kenyang, kita lupa kepada Tuhan. Demikian juga ketika kita lapar, kita bersungut-sungut bahkan marah kepada Tuhan hanya karena makanan belum tersedia, atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Sungut-sungut, marah adalah tanda bahwa kita tidak percaya kepada pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita.
Itulah orang Israel. Selama empatpuluh tahun perjalanan mereka, berkali-kali Israel bersungut-sungut kepada Tuhan, dan seringkali berkaitan dengan lapar dan haus. Pemberian daging burung puyuh dan manna sebenarnya untuk menunjukkan bahwa Tuhan tetap memelihara mereka sekalipun di padang gurun yang dikenal oleh orang Israel dan bangsa lain sebagai tempat tiadanya harapan. Di tangan Tuhan, mereka tahu: ada harapan.
Tempat yang sunyi dan makanan yang minim pernah dialami oleh Yesus. Apa yang Dia lakukan ketika melihat orang banyak yang lapar?
Matius 15:33-34 (TB) Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?"
Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
Dan Yesus dengan mujizat yang dilakukan-Nya, memberi mereka makan.
Mari, kita percaya: bersama dan di dalam Tuhan, Dia pasti memberikan pemeliharaan kepada kita. Berkat-Nya selalu tersedia sekalipun kelihatannya tidak mungkin. Jangan bersungut-sungut atau marah. Percayalah!