GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

PENGHARAPAN DI DALAM TUHAN

Terpublikasi Mon, 22 Oct 2018   

oleh:

1 Samuel 10 : 17-25; Ibrani 6 : 13-20

Selamat hari Selasa.

Sekalipun dengan sedih karena penolakan umat kepada Tuhan dengan meminta seorang raja, Samuel tetap melakukan kewajibannya untuk memilih seorang raja. Dengan undi dimulai dari suku, kaum dan keluarga maka terpilihlah Saul; 1 Samuel 10:24-25 (TB)  Dan Samuel berkata kepada seluruh bangsa itu: "Kamu lihatkah orang yang dipilih TUHAN itu? Sebab tidak ada seorang pun yang sama seperti dia di antara seluruh bangsa itu." Lalu bersoraklah seluruh bangsa itu, demikian: "Hidup raja!" Kemudian Samuel menguraikan kepada bangsa itu tentang hak-hak kerajaan, menuliskannya pada suatu piagam dan meletakkannya di hadapan TUHAN; sesudah itu Samuel menyuruh seluruh bangsa itu pulang, masing-masing ke rumahnya. 

Manusia memang terbukti lebih suka melihat bukti secara kasat mata. Mereka meminta seorang raja karena seorang raja secara kasat mata bisa dilihat sang raja yang memimpin mereka berperang atau memberi keputusan. Tidak hanya hal raja. Manusia juga menganggap kalau keselamatan itu kasat mata maka dengan mudah menjadi percaya. Oleh karena itu penulis kitab Ibrani dengan tegas mengatakan: Ibrani 6:17-20 (TB)  Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya. Dalam Tuhan Yesus kita menerima dua kenyataan: bahwa Tuhan Allah adalah yang paling tinggi, tidak ada yang mengatasinya, dan Dia tidak mungkin berdusta. Melalui dua hal inilah kita menggantungkan pengharapan kita kepada Tuhan Yesus, sang Juruselamat.

Jadi, dengan pengharapan yang kuat, masihkah kita meragukan Tuhan?