Yesaya 52 : 13 – 53 : 12; Mazmur 22; Ibrani 4 : 14 – 16, 5 : 7 – 9; Yohanes 18 : 1 – 19 : 42
Selamat Jumat Agung.
Sudah terlalu banyak fragmen, drama, film yang menggambarkan bagaimana penderitaan Tuhan Yesus sejak Ia ditangkap di Getsemani sampai disalibkan. Begitu ngeri. Banyak yang menangis dan meratap karena teriak kesakitan tokoh Yesus. Namun, apakah itu fokus dari puncak penderitaan Yesus?
Bukankah disitu justru kta diingatkan: Yesaya 53:5-6 (TB) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Ya. Itu semua adalah ulah kita; dosa kita, manusia. Karena dosa kitalah, Dia yang tidak berdosa menjadikan diri-Nya menanggung akibat dari dosa, dan oleh karya kasih-Nya itulah dunia diaelamatkan. Ibrani 4:14-16 (TB) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Mengapa semua itu Yesus lakukan?
Ibrani 5:8-9 (TB) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
Dialah pokok selamat kita, karena itu bertobatlah!
Doa:
Percaya bahwa Tuhan menolong Indonesia.