Yeh. 18: 1-4, 25-32; Mzm. 25: 1-9; Filp. 2: 1-13; Mat. 21: 23-32
Mungkin saudara berpikir: "Renungan macam apa ini? Apakah orang Kristen bisa meragukan kuasa Tuhan?"Mari kita menengok kehidupan kita: berapa kali kita berharap bahkan mungkin memaksa Tuhan untuk berbuat seperti kehendak/ keinginan/ cara kita, dan bukan cara Tuhan? Bukankah Tuhan mahakuasa? Dan dengan kekuasaan-Nya maka cara-Nya pasti memberikan jalan yang terbaik. Meragukan kuasa Tuhan, itulah yang juga terjadi kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi yang bertanya kepada Yesus : "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" (Mat. 21:23). Mereka meragukan bahwa kuasa yang ada pada Yesus (dan kemudian juga Yohanes pembaptis) berasal dari Allah; dan karena itulah mereka tidak berani menjawab.
Itulah juga yang terjadi pada umat Israel di zaman Yehezkiel. Mereka justru mengolok-olok Allah dalam hidupnya. Dan karena itu ajakan kepada umat Israel untuk kembali; bertobat dan percaya kepada Dia : Yehezkiel 18:30-32 (TB) Oleh karena itu Aku akan menghukum kamu masing-masing menurut tindakannya, hai kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan. Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?
Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!" Ajakan Paulus untuk merendahkan diri dan meneladan kepada Tuhan Yesus yang mengosongka diri, diajakkan dalam hidup mereka sebagai umat milik kepunyaan Tuhan. Dan seiring dengan itu, umat diajak untuk; Filipi 2:12-13 (TB) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
Mari kita kerjakan itu dengan tanpa meragukan Dia yang berkuasa dalam hidup kita.