GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

Mentaati Allah, Menghargai Sesama

Terpublikasi Wed, 29 Sep 2021   

oleh:

Mazmur 8; Kejadian 23: 1-20; Lukas 16: 14-18

Selamat hari Sabtu. 

Kematian Sara membuat duka bagi Abraham. Namun ia juga harus mencari tempat untuk memakamkan Sara. Oleh karena itu ia datang kepada bani Het untuk membeli sebidang tanah untuk memakamkan Sara. Dari antara tanah orang Het, pilihan Abraham jatuh kepada tanah milik Efron bin Zofar, yaitu gua Makhpela. Dalam percakapan itu, akhirnya Abraham membayar ladang dan gua itu dengan bayaran empatratus syikal perak sebagaimana harga yang pantas. Dari percakapan dalam Kej. 23 : 1-20 memperlihatkan bagaimana Abraham maupun Efron bin Zofar menghargai sebuah perjanjian sehingga terjadi transaksi yang baik. Taat kepada perjanjian adalah sikap dasar manusia menghormati sesamanya. Namun sayangnya itu tidak ada pada zaman Tuhan Yesus. Mereka mau taat kepada hukum yang satu, dan tidak kepada yang lain. Lukas 16:15-17 (TB)  Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah. Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya. Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal. Mereka tidak menghormati apa yang Tuhan nyatakan dalam hidup ini.

Sebagai orang yang diselamatkan oleh kasih karunia Allah tidakkah kita tetap menghargai hukum dalam hidup kita karena itu adalah wujud penghormatan kita satu kepada yang lain dan ketaatan kita kepada Tuhan?

Doa :
Kesediaan keluarga untuk saling menolong.