Kidung Agung 4 : 9-5 : 1; Lukas 5 : 33-39
Selamat hari Rabu.
"Jatuh cinta, berjuta rasanya," itulah sepenggal lagu lama yang menyatakan bahwa cinta itu demikian kuat, dan karena itu ada berbagai rasa.
Puji-pujian yang dinaikkan oleh mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan dalam Kitab Kidung Agung menyatakan hal itu. Cinta Tuhan demikian kuat kepada umat-Nya Israel bahkan Tuhan memuji kebaikan Israel bagaikan mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan; Kidung Agung 4:9-10 (TB) Engkau mendebarkan hatiku, dinda, pengantinku, engkau mendebarkan hati dengan satu kejapan mata, dengan seuntai kalung dari perhiasan lehermu. Betapa nikmat kasihmu, dinda, pengantinku! Jauh lebih nikmat cintamu dari pada anggur, dan lebih harum bau minyakmu dari pada segala macam rempah. Cinta jugalah yang menjadikan kita sebagai umat milik kepunyaan Tuhan. Dia yang pertama-tama memberikan cinta-Nya kepada kita. Sikap mencintai perlu dinyatakan oleh kita, manusia dalam hidup kita dengan hidup benar hari lepas hari. Hal ini menjadi nyata ketika orang Farisi menanyakan tradisi berpuasa Yahudi bahwa murid-murid Tuhan Yesus tidak berpuasa seperti mereka dan murid Yohanes (Lukas 5 : 33). Tuhan Yesus menjawab pertanyaan mereka dengan; Lukas 5:34-35 (TB) Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?
Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa."Ini bukan berarti Tuhan Yesus tidak menghargai tradisi Yahudi atau mengabaikannya, atau ini juga berarti orang Kristen tidak perlu berpuasa (sebagaimana banyak orang Kristen memakai ayat ini untuk menyatakan bahwa orang Kristen tidak perlu berpuasa. Dalam pernyataan berikutnya maka dengan jelas Tuhan Yesus menyatakan bahwa semua tradisi yang dilakukan haruslah diberikan muatan baru; bukan sekedar melakukan tradisi dan ritual, atau karena kebiasaan, atau karena ingin meraih sesuatu dalam hidup. Lukas 5:36-37 (TB) Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.
Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Puasa yang dilakukan adalah dalam rangka menjadikan diri kita semakin menguatkan cinta kita kepada Tuhan dalam hidup ini sehingga pelaksanaannya dilakukan dengan penuh sukacita. Lukas 5:38-39 (TB) Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."
Jadi, milikilah hidup yang mencintai Tuhan dengan segenap hati kita.