GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

MEMAKNAI SEBUTAN

Terpublikasi Thu, 24 Aug 2017   

oleh:

Yer. 14: 13-18; Ef. 5: 1-6

Aturan tidak tertulis mengatakan: orang yang mempunyai kedudukan yang tinggi, apalagi dalam bidang keagamaan, tentulah perkataannya patut didengar karena pasti merupakan perkataan yang benar. Benarkah selamanya demikian? Dialog antara Tuhan dan Yeremia menunjukkan penghormatan Yeremia kepada nabi lain yang menubuatkan sesuatu kebaikan. Namun Tuhan Allah mengatakan bahwa nubuat mereka adalah palsu, bukan berasal dari Dia. Dan, tentu mereka akan menerima akibat dari perkataan yang tidak benar itu. Pernyataan Tuhan kepada Yeremia tentang para nabi palsu yang ditolak oleh Tuhan menunjukkan kepada kita supaya kita berkata dan berlaku benar, sehingga dalam perkataan dan perbuatan kita, menyatakan siapa kita sebenarnya; seorang nabi, hendaklah berkata dan berlaku sebagai seorang nabi, bukan bernubuat palsu, apalagi atas nama Tuhan. Bagaimana dengan kita orang beriman? Sudahkah kita memberi makna kepada sebutan "orang beriman/percaya"? Kepada jemaat Efesus Paulus mengingatkan: Efesus 5:1-2 (TB)  Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. 

Hidup kita mestilah mencerminkan bahwa kita adalah orang percaya sehingga karya kasih-Nya tidaklah menjadi sia-sia.
Lakukanlah itu dalam setiap langkah hidup kita.