GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

FIRMAN SEBAGAI LANDASAN HIDUP

Terpublikasi Tue, 20 Feb 2018   

oleh:

Amsal 30: 1-9; Matius 4: 1-11

Susah kalau lihat orang lain senang, senang kalau lihat orang lain susah, itulah orang yang iri hati. Hidup ini tidaklah menjadi nyaman. Itulah yang dikatakan oleh orang-orang di sekitar Ayub ketika melihat kesengsaraan Ayub. Ayub 30:9 (TB)  Tetapi sekarang aku menjadi sajak sindiran dan ejekan mereka. Mereka senang ketika Ayub mengalami penderitaan dalam hidupnya. Penderitaan Ayub menjadi sindiran dan ejekan bagi orang-orang itu. Ejekan seringkali dipakai untuk menjatuhkan orang lain. Ejekan bahwa orang tidak mampu melakukan ini dan itu jika ditanggapi dengan panas hati tentulah akan menyebabkan selisih paham bahkan pertengkaran. Iblis juga mempergunakan ejekan ketika  mencobai Tuhan Yesus. Kata "Jika Engkau Anak Allah..." dipakai oleh iblis untuk mencobai Yesus. Iblis meragukan bahwa Yesus adalah "Anak Allah", yang ditetapkan Allah untuk menjadi keselamatan bagi dunia.

Namun Yesus tidak menanggapi dengan panas hati atau marah. Yesus selalu mengatakan "Ada tertulis...", artinya Yesus senantiasa berpaut kepada Bapa dalam hidup-Nya, bahwa segala tindakan-Nya di dunia ini oleh karena kehendak Bapa semata.
Kita pun patut selalu menjadikan Firman Allah sebagai dasar dan landasan kita setiap hari sehingga hidup kita mencerminkan Firman itu.