Ayub 14:1-14; Mazmur 31:1-4, 15-16; 1 Petrus 4:1-8; Matius 27:57-66
Selamat hari Sabtu Sunyi.
Orang-orang di zaman Ayub berpandangan: kematian adalah akhir dari segala sesuatu. Ia tidak ada lagi artinya (Ayub 14: 10-12). Benarkah kematian akhir dari segala sesuatu? Apakah diam berarti tidak berbuat apa-apa?
Di persiapan Sabat Yesus memang terbujur kaku. Dia mati. Namun kematiannya bukannya tak berarti. Bahkan kematian-Nya masih menimbulkan ketakutan bagi imam-imam kepala dan orang Farisi. Mereka minta prajurit menjaga makam Yesus (Mat. 27:62-66).
Apakah kematian Yesus tidak berarti apa-apa? Kematian Yesus adalah penebusan bagi dunia. Ia mati ganti manusia berdosa. Dengan kematian-Nya Yesus telah turun ke dalam Kerajaan Maut dan menang. Oleh karena itu bagi kita, orang beriman, pemazmur mengingatkan: kepercayaan kepada Tuhan. Mazmur 31:14-15 (TB) (31-15) Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!"
(31-16) Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!
Mari dalam diam di Sabtu Sepi, menghayati karya kasih Allah dalam Tuhan Yesus kita mengingat untuk tetap percaya kepada Tuhan. 1 Petrus 4:7-8 (TB) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Mari dalam hening kita senantiasa tetap mengarahkan hidup dan kehidupan kita kepada Tuhan.
Doa :
Keluarga saling menopang dalam kehidupan bersama.