Kid. 8: 6-7; Yoh. 20: 11-20
Kisah yang tidak akan pernah habis adalah kisah cinta. Karena itu lagu, film, puisi, dll yang berkaitan dengan cinta, bisa dipastikan laku dijual. Cinta itu hal yang tak akan pernah habis dibicarakan, apalagi bagi orang yang sedang jatuh cinta. Penulis Kidung Agung menulis : Kidung Agung 8:6-7 (TB) — Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina. Ayat ini adalah ayat tentang cinta; menggambarkan bagaimana cintanya Tuhan kepada umat-Nya yang tak terpadamkan dan tak terbeli. Seperti inilah cinta Tuhan, Dia tak akan berpaling; Tuhan tetap setia. Kepergian Yesus setelah Ia dibangkitkan, bukan berarti Tuhan tak cinta kepada murid-murid-Nya. Tuhan mengasihi mereka semua. Tuhan tidak mau disentuh, bukan juga karena Tuhan tak mau bersentuhan dengan mereka, namun karena: Yohanes 20:16-19 (TB) Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"Yesus harus pergi kepada Bapa terlebih dahulu kepada Bapa, dan dalam beberapa kali kesempatan, Yesus berjumpa dengan mereka dan bercakap untuk menguatkan dan mengingatkan mereka.
Begitu cintanya Tuhan kepada dunia sehingga Ia rela mati untuk kita. Apakah yang sudah kita lakukan untuk mencinta-Nya?