GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah

Login
Remember me

CINTA KEPADA TUHAN TAK MEMABUKKAN

Terpublikasi Mon, 02 Oct 2017   

oleh:

Hak. 16: 1-22; Flp. 1: 15-21

Kekuatan cinta begitu kuat dalam hidup ini. Banyak orang mabuk kepayang karena cinta. Ia rela berkorban untuk orang yang dicintainya. Ia mau melakukan apa saja; bahkan yang tidak masuk akal sekalipun jikalau atas nama cinta. Itulah cinta yang melingkupi hidup Simson. Ketika Simson dibutakan oleh cintanya kepada Delila, ia tidak belajar bahwa sudah berkali-kali atas nama cinta, Delila berusaha untuk mencelakakan Simson. Setiap kali yang dikatakan Simson tak terjadi, kembalilah Delila merengek dan mengatakan : karena berbohong maka berarti Simson tak cinta kepadanya. Sampai akhirnya: Hakim-hakim 16:15-16 (TB)  Berkatalah perempuan itu kepadanya: "Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepadaku? Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar." Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya.

Simson tidak kuat, dan akhirnya ia menceritakan kelemahannya. Itulah jika cinta justru membutakan hati dan pikiran kita. Itulah jikalau cinta justru menjerumuskan kita ke jurang kesengsaraan. Cinta tak membuat kita mampu melakukan yang terbaik dalam hidup ini. Cinta kepada Tuhan tidaklah demikian. Cinta Tuhan adalah cinta yang justru menjadikan kita mau memberi diri kita; memberikan yang terbaik dalam hidup ini. Dengan cinta-Nya, Tuhan tidak meminta kita bertindak di luar rasio. Justru dengan cinta-Nya kita mau memberikan yang terbaik, dan memuliakan Dia dengan talenta yang ada pada kita. Cinta Tuhan tak menggenggam sampai kita tak bisa berbuat apa-apa. Cinta Tuhan itu melepaskan; membiarkan kita melakukan yang terbaik untuk Dia karena Dia memberi akal budi; Filipi 1:20-21 (TB)  Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. 

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.