Ratapan 3: 22-33; Mazmur 30; 2 Korintus 8: 7-15; Markus 5: 21-43
Selamat hari Minggu.
Ketika derita, masalah datang bahkan bertubi-tubi dalam hidup kita, seperti yang dialami oleh Yairus, kepala rumah ibadah yang anaknya sakit keras, dan perempuan yang 12 tahun sakit pendarahan. Jika itu terjadi, apakah yang kita lakukan?
Ketika pandemi covid-19 sudah satu tahun lebih, apa yang kita lakukan?
Ada saja orang menyalahkan orang lain, keadaan bahkan Tuhan. Melalui Yairus dan perempuan yang sakit pendarahan kita belajar: beriman kepada Tuhan (Mark. 5 : 23, 27-29). Penulis kitab Ratapan mengingatkan kepada kita tentang Tuhan: Ratapan 3:22-23 (TB) Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
Kata "kasih setia" dalam bahasa Ibrani berakar sama dengan "rahim", di dalam rahim seorang anak mendapat rasa aman. Demikian juga ketika kita hidup di tangan Tuhan. Kita aman dan mendapatkan damai sejahtera di dalam Dia. Karena itu layaklah kita berharap kepada-Nya.
Oleh karena itu mari kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan atas kemurahan-Nya dalam hidup kita; 2 Korintus 8:9 (TB) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Jadi, berimanlah selalu kepada Tuhan karena kasih Tuhan begitu besar.
Doa :
Anggota jemaat tetap setia menjaga kehidupan dengan melakukan protokol