Kel. 24: 1-11; Yoh. 21: 1-14
Setelah menerima kesepuluh Firman dari Tuhan, Musa mengajak bangsa Israel, baik tua-tuanya maupun seluruh bangsa untuk mengadakan pembaharuan perjanjian antara Tuhan dengan mereka;Keluaran 24:7-8 (TB) Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan."Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."Umat Israel menyatakan janji/ tekad dan keinginannya untuk setia menjadi pelaku Firman Tuhan, dan Musa meneguhkan perjanjian itu dengan memercikkan darah korban yang diberikan kepada Tuhan. Percaya tidaklah seperti prestasi yang selalu meningkat; ada kalanya naik atau turun, demikian juga percaya kita. Namun bukan berarti Tuhan lalu tak lagi peduli dengan kita.Tuhan peduli kepada umat Israel yang pernah bersungut di padang gurun. Tuhan peduli kepada para murid juga.
Kegalauan murid-murid atas kebangkitan Yesus di hari-hari pertama kebangkitan-Nya ditandai dengan berada dalam pintu-pintu yang terkunci, pulang ke Emaus dan kembali menjadi penjala ikan. Tapi apa yang mereka dapat? Sia-sia. Tak mendapat apa-apa. Yesus tidak marah kepada mereka. Yesus mengingatkan kembali apa yang sudah dikatakan oleh Musa dan nabi-nabi; yang sudah pernah Ia katakan kepada mereka.
Perjumpaan dengan Yesus menjadikan mereka sadar bahwa mereka adalah saksi kebangkitan-Nya. Bagaimana dengan kita? Sadarkah kita bahwa sepanjang hidup kita adalah kesaksian tentang Tuhan yang hidup dan menang?