Ayb. 38: 39 – 39: 12; 1 Kor. 12: 1-3
Ungkapan Jawa mengajar kepada kita; Ojo rumongso biso nanging biso'o rumongso (jangan merasa bisa, tapi bisalah-miliki- perasaan). Ungkapan ini mengajak kepada kita untuk tidak sombong dengan apa yang kita bisa, atau yang tidak kita bisa. Perikop dari kitab Ayub masih mengingatkan kepada Ayub dan kepada kita tentang apa yang Tuhan kerjakan di dunia ini. Tuhan mengerjakan banyak hal yang luput dari pengamatan manusia dan tidak menyombongkan diri, namun manusia Ayub ketika melakukan bagian kecil saja dalam hidupnya, ia sudah merasa melakukan sesuatu hal yang besar. Tuhan Allah-lah yang mengatur hidup kita, juga termasuk apa yang dicatat dalam kitab Korintus.
Di kota Korintus sepeninggalan Paulus, ada orang-orang yang mempunyai karunia berbahasa Roh merasa dirinya paling rohani. Di sinilah Paulus mengingatkan tentang karunia Roh yang Tuhan berikan kepada setiap orang. Karunia Roh adalah karunia/ berkat. Itu berasal dari Allah, dan Allah memberikannya bukan untuk menyombongkan diri (4-6) namun untuk kepentingan bersama (ay. 7). Jadi, karunia Roh apa yang kita miliki? Apapun itu, persembahkanlah untuk kemuliaan nama Tuhan, jangan sombong dengan karunia yang kita miliki, dan pergunakanlah untuk kepentingan bersama dalam persekutuan orang percaya.