Yesaya 50 : 4-9; Mazmur 31 : 10-17; Filipi 2 : 5-11; Lukas 22 : 14-23 : 56
Selain disebut Minggu Sengsara, hari ini juga disebut Minggu Palm Arum/ Palma. Hari ini kita diajak untuk menapaktilas masuknya Tuhan Yesus ke Yerusalem, dan bagaimana Tuhan Yesus mengalami penderitaan sampai akhirnya disalibkan. Jalan derita, itulah yang dinubuatkan oleh Yesaya tentang jalan yang ditempuh Mesias, penyelamat dunia. Dalam ketaatan seperti seorang murid yang melakukan apa yang benar, namun justru ditolak oleh dunia.Yesaya 50:4-6 (TB) Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.Apakah dengan demikian Tuhan diam saja? Tidak melakukan apa-apa? Juga dalam penderitaan yang mesti kita -orang beriman tanggung. Apakah Tuhan membiarkan kita? Yesaya menyatakan:Yesaya 50:7 (TB) Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.Tuhan tetap menjadi pertolongan bagi kita, umat milik kepunyaan Tuhan. Dia tidak pernah meninggalkan kita.Mazmur 31:14-16 (TB) (31-15) Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" (31-16) Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku! (31-17) Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!Inilah pengakuan pemazmur. Tuhan kita bukan Tuhan yang "tinggal gelanggang colong playu", yang meninggalkan kita, umat-Nya sendirian di tengah pergulatan, pergumulan dan penderitaan. Memang ada waktu kita mengalami pergulatan, pergumulan dan penderitaan dalam hidup kita, dan itu rasanya tidak mudah. Kita merasa tidak kuat dan demikian menderita oleh karena apa yang kita alami. Kita merasa sendiri, bahkan kawan-kawan kita rasa meninggalkan kita. Begitu jugakah Tuhan? Sejatinya Dia tetap menjagai dan menolong kita, sekalipun kita tidak melihat dan kita tidak tahu. Sengsara Kristus untuk memberikan keselamatan oleh karena pengorbanan-Nya dijalani oleh Tuhan Yesus dengan penuh ketaatan. Dia memang mengalami pergumulan di taman Getsemane.Lukas 22:41-44 (TB) Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.Dan, di sanalah Dia tahu: cawan itu memang harus diminum-Nya, dan Dia taat. Tidakkah ini menjadi ketaatan kita juga? Tidakkah ini menjadi kekuatan kita menjalani pasir, kerikil, dan juga batu kehidupan kita sebagai orang percaya? Tidakkah ini menguatkan kita?Filipi 2:5-8 (TB) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.Itulah nasehat Paulus buat jemaat di Filipi; mempunyai pikiran dan perasaan seperti Kristus yang rela merendahkan diri dalam hidup; tidak merasa paling benar, juga kepada Tuhan. Memasuki Minggu Sengsara ini, mari kita pun terus mempunyai hidup yang meneladan kepada Kristus yang taat kepada Bapa.Doa: Berikan aku pikiran dan perasaan seperti Kristus dalam hidupku, dan hidup persekutuanku.