Rat. 2 : 1-12; 2 Kor. 8 : 1-7
Hal yang paling menyakitkan dari sebuah hubungan adalah dikhianati. Ketika kita sudah menaruh percaya namun ternyata yang kita percaya justru berlaku yang sebaliknya, bahkan menyakiti kita. Itulah yang dirasakan Tuhan oleh karena perbuatan Israel yang mengkhianati-Nya dengan berlaku tak setia. Maka Tuhan murka dengan memporakporandakan Yerusalem; Ratapan 2:11-12 (TB) Mataku kusam dengan air mata, remuk redam hatiku; hancur habis hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku, sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan kota.
Kepada ibunya mereka bertanya: "Mana roti dan anggur?", sedang mereka jatuh pingsan seperti orang yang gugur di lapangan-lapangan kota, ketika menghembuskan nafas di pangkuan ibunya. Kedasyatan murka Tuhan dipandang oleh penulis kitab Ratapan sebagai murka yang demikian menghancurkan sampai kepada anak-anak dan bayi. Setia itu memang hal yang mudah dikatakan namun tidak mudah untuk dijalani. Setia itulah yang membuktikan keberlangsungan sebuah hubungan antar manusia, apakah berjalan dengang baik atau tidak. Kesetiaan inilah yang ditunjukkan oleh orang Makedonia yang dicontohkan oleh Paulus kepada orang Korintus. Mengapa? Karena dalam kekurangan dan kesulitan serta aniaya yang mereka alami, orang Makedonia punya semangat untuk menolong orang beriman yang menderita di Yerusalem; 2 Korintus 8:1-3 (TB) Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Bahkan dikatakan dengan mendesak. Semangat yang sama ditularkan oleh Paulus kepada jemaat Korintus yang relatif besar, aman, tidak menghadapi bahaya dari luar dan hidup berkecukupan; 2 Korintus 8:7 (TB) Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, — dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.
Mari, kita pun mempunyai kasih yang sama kepada Tuhan dalam hidup kita atas segala yang kita miliki dalam hidup kita.