Kel. 19: 7-25; Ibr. 2: 1-4
Manusia cenderung untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dengan menjadi yang tercepat, yang terbanyak mendapatkan. Ketamakan manusia seringkali mengalahkan ketaatannya. Budaya antri demikian sulit diajarkan karena hal di atas. Di Sinai, Tuhan meminta Musa dan seluruh umat Israel belajar tentang ketaatan; tidak naik ke gunung, baik umat maupun binatang. Dan Musa menjawab: Keluaran 19:23 (TB) Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Tidak akan mungkin bangsa itu mendaki gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kepada kami, demikian: Pasanglah batas sekeliling gunung itu dan nyatakanlah itu kudus."Ketaatan dan kesetiaan, dua hal yang patut dimiliki oleh umat dalam hidupnya, terlebih jika itu adalah untuk Tuhan. Tuhan telah dengan demikian setia kepada manusia, bukankah kita sebagai umat milik kepunyaan-Nya juga setia kepada-Nya.
Sebagai umat Tuhan, kita patut ingat: Ibrani 2:1 (TB) Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Di tengah hidup kita pun godaan untuk tidak setia kepada Tuhan selalu saja menggoda kita, seperti arus yang menghanyutkan, dan kita diajak untuk mengingat: Ibrani 2:2-4 (TB) Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan
Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.
Tidakkah kita tetap setia?