Kej. 15:1-18; Mat. 12:33-37
Matius 12:33 (TB) Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.
Ya. Apakah buah-buah perbuatan kita? Apakah mencerminkan perbuatan yang baik, menunjukkan ketekunan dalam beriman kepada Tuhan? Ataukah sebaliknya? Kita menjadi orang yang tidak sabar, melakukan yang buruk? Ketika orang Farisi tidak melihat tanda-tanda Mesias seperti yang mereka pahami selama ini pada Yesus, maka mulailah mereka mengatakan Yesus adalah penghulu setan yang menggunakan Beelzebul untuk mengusir setan (Mat. 12: 24). Orang Farisi (dan orang banya yang akhirnya menyalibkan Yesus) tidak melihat dengan jeli apa yang Yesus lakukan dan beritakan. Hanya berdasarkan sakit hati mereka menuduh Yesus menggunakan Beelzebul ketika berkarya. Melihat hanya sepotong seringkali menjerumuskan kita kepada kesimpulan yang salah.
Tentang janji Tuhan, Abram hampir-hampir berkesimpulan yang salah. Ia yang sudah tua tapi belum mempunyai anak, maka Abram mencoba untuk menebak: tentu hambaku yang akan mewarisi semuanya ini. Syukurlah Tuhan meneguhkan kembali tentang janji-Nya bahwa Abram akan memiliki keturunan, dan atas itu semua maka dinyatakan: Kejadian 15:6 (TB) Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Untuk menegaskan janji-Nya maka Allah meneguhkan melalui korban yang disiapkan Abram (perjanjian : kara berit; dibelah dua). Bagaimana dengan kita? Adakah kita sabar dan tekun menanti pertolongan Tuhan? Menanti belas kasih Tuhan? Juga ketika sepertinya keadaan tidak memungkinkan? Percaya menuntun kita untuk tetap sabar dan tekun.