Hab. 2: 1-5; Flp. 3: 7-11
Lakon kuwi menang keri (Pemeran utama itu pada akhirnya menang). Itulah ungkapan ketika menyaksikan film, dan dalam perjalanan film itu dikisahkan pemeran utama kalah, luka, mengalami kesukaran dan berbagai rintangan. Namun, toh akhirnya menang si pemeran utama itu. Itulah juga yang diungkapkan oleh penulis kitab Habakuk. Semua belum sampai kesudahannya. Tapi berlaku dalam hidup ini: Habakuk 2:4-5 (TB) Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya." Orang benar akan hidup oleh percayanya. Percaya itulah yang menjadikannya kuat dan teguh; mampu bertahan.
Demikian juga dalam kehidupan orang beriman. Percaya itulah yang menuntun kita dalam sepanjang hidup kita, sekalipun jalan untuk terus percaya tidaklah mudah. Percaya itulah yang menjadikan Paulus berkata: Filipi 3:10-11 (TB) Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Ia mau mengahayati kematian dan kebangkita bersama dengan Kristus. Di mana itu menjadi bagian hidup baru dalam iman kepada Kristus, dan iaa rela meninggalkan apa yang orang lain anggap sebagai sebuah keuntungan karena ia tahu dalam percaya kepada Kristus, Ia beroleh selamat.
Sudahkah itu menjadi tekad dalam hidup kita? Ataukah kita merasa semua yang duniawi sebagai keuntungan?