2 Raj. 17: 5-18; Matius 23 : 29-39
Ndableg atau bebal merupakan dua kata yang menunjukkan bagaimana orang tidak mau berubah sekalipun nasehat diberikan, bahkan berulang-ulang. Itulah yang terjadi pada orang dari kerajaan Israel (di selatan) sehingga mereka dijajah oleh bangsa Asyur dan dalam pembuangan. Mereka mengeraskan hati kepada nasehat Tuhan; 2 Raja-raja 17:13-15 (TB) TUHAN telah memperingatkan kepada orang Israel dan kepada orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua tukang tilik: "Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi."Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, melainkan mereka menegarkan tengkuknya seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada TUHAN, Allah mereka.
Mereka menolak ketetapan-Nya dan perjanjian-Nya, yang telah diadakan dengan nenek moyang mereka, juga peraturan-peraturan-Nya yang telah diperingatkan-Nya kepada mereka; mereka mengikuti dewa kesia-siaan, sehingga mereka mengikuti bangsa-bangsa yang di sekeliling mereka, walaupun TUHAN telah memerintahkan kepada mereka: janganlah berbuat seperti mereka itu. Hidup mengeraskan hati dan hanya menuruti kemauan sendiri, dan meninggalkan Tuhan menjadikan kesengsaraan. Umat Israel adalah kisah nyata hal ini.
Hidup semacam ini tentu bukanlah yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita. Atas kesombongan ahli Taurat dan orang Farisi yang memperindah makam nabi-nabi menjadi kecaman Tuhan Yesus. Para nabi itu telah ditolak oleh nenek moyang mereka di masa lalu, bahkan disiksa dan dibunuh namun sekarang mereka memperindahnya seakan menghormati para nabi itu. Karena itu kata Tuhan Yesus; Matius 23:34-35 (TB) Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.
Apa yang dilakukan oleh nenek moyang bangsa Israel di masa lampau mesti ditanggung dengan penuh rasa malu oleh setiap orang yang melakukan kejahatan kepada para nabi. Panggilan untuk berbuat benar tidak selalu bahkan seringkali mendapatkan penolakan. Itulah juga pernyataan Tuhan Yesus atas penolakan panggilan kepada keselamatan; Matius 23:37 (TB) "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Jadi, masihkah kita mengeraskan hati? Pura-pura tidak tahu atas semua yang baik?