Ul. 32 : 44-47; Mark. 10 : 42-45
Ada dua sikap salah ketika orang diperhadapkan kepada hukum. Yang pertama adalah orang yang mengabaikan hukum itu. Sikap yang kedua adalah orang yang menganggap hukum adalah segalanya (legalis). Yang mana sikap yang benar? Tidak ada yang benar dari sikap itu. Keduanya tidak menempatkan hukum sebagaimana mestinya. Musa -di akhir hidupnya- mengajak Israel bersikap yang benar tentang hukum; Ulangan 32:46-47 (TB) berkatalah ia kepada mereka: "Perhatikanlah segala perkataan yang kuperingatkan kepadamu pada hari ini, supaya kamu memerintahkannya kepada anak-anakmu untuk melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini.
Sebab perkataan ini bukanlah perkataan hampa bagimu, tetapi itulah hidupmu, dan dengan perkataan ini akan lanjut umurmu di tanah, ke mana kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.""Itulah hidupmu" menunjukkan bahwa ada makna di balik setiap hukum itu, dan makna inilah yang patut menuntun umat dalam hidup mereka. Persoalan tidak boleh membunuh, misalnya bukan sekedar tidak boleh membunuh namun maknanya adalah menghargai hak hidup orang lain. Juga hukum-hukum yang lain. Kepada murid-murid, khususnya Yohanes dan Yakobus, Tuhan Yesus memberi pemahaman tentang kuasa. Markus 10:42-44 (TB) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Ketika seseorang mendapatkan kuasa, apapun itu- mestilah dipakai sebagai alat untuk mensejahterakan orang-orang yang bersama dengan dirinya. Yesus adalah contoh bagi kita.
Markus 10:45 (TB) Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."Sudahkah kita meneladan Dia dalam hidup kita -atas kuasa yang diberikan Tuhan kepada kita?
Lakukanlah itu, dan jangan lupa: carilah makna terdalam apa yang Tuhan nyatakan kepada kita.