Amsal 1 : 1-7; Yakobus 3 : 13-18
Selamat hari Rabu.
Gelar, jabatan, kedudukan mestinya diberikan kepada orang-orang yang dianggap layak untuk mendapatkannya; entah karena pendidikannya, entah karena dukungan masyarakat. Namun sayangnya kepercayaan yang diberikan itu tidak selalu ditindaklanjuti dengan sikap yang benar.
Ada saja yang masih korupsi, atau bicara tidak berdasarkan data, fakta dan ilmu yang dipelajari. Salomo sebagai penulis kitab Amsal mengingatkan maksudnya menulis Amsal; Amsal 1:2-4 (TB) untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda — Supaya ketika mereka membaca maka mereka semakin baik dan makin bertanggungjawab dengan gelar, jabatan dan kedudukannya.
Seperti kata Yakobus kepada pembacanya; Yakobus 3:17-18 (TB) Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Jadi, belajarlah untuk menjadi makin berhikmat. Belajarlah untuk terus menjadi orang-orang yang menghadirkan damai dalam hidup ini. Karena seperti kata penulis kitab Amsal; Amsal 1:7 (TB) Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.