1 Raj. 19 : 9 – 18; Rom. 11 : 1 – 6
Selamat pagi.
Takut, kecewa, atau marah sekalipun mungkin pernah kita alami dalam hidup kita. Pada saat itulah kita merasa sendirian. Itu hal yang bisa saja kita alami juga dalam pelayanan yang kita lakukan. Ketakutan dan merasa sendirian juga melanda Elia ketika Izebel berjanji akan membunuhnya setelah Elia membunuh nabi-nabi Baal (1 Raj. 19: 2). Elia melarikan diri bahkan naik ke gunung Horeb dan bersembunyi di sana. Ketika Tuhan menemuinya, Elia berkata: 1 Raja-raja 19:14 (TB) Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku."Namun apakah itu yang dikehendaki Tuhan? Melarikan diri dengan ketakutan dari Izebel? Merasa sendirian? Marah kepada Tuhan?
Benarkah hanya tinggal Elia yang percaya kepada Tuhan? Tuhan menegaskan : ada tujuh ribu orang yang tetap setia kepada Tuhan. Ada tugas yang harus ia lakukan: 1 Raja-raja 19:15-16 (TB) Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau. Benarkah Elia sendirian? Benarkah Tuhan tidak menyisakan seorangpun yang masih setia kepada-Nya? Benarkah hanya Elia seorang diri yang setia kepada Tuhan? Ternyata tidak. Tuhan tak pernah membiarkan kita seorang diri dan kesepian. Tuhan menghendaki supaya kita tetap percaya dan bersandar kepada-Nya.
Percayalah; Dia sanggup menolongmu, dan Dia selalu ada bersamu.