2 Tawarikh 34 : 22-33; Ibrani 11 : 17-28
Selamat hari Selasa.
Di zaman raja-raja Yehuda, ibadah kepada Tuhan benar-benar mengalami pasang surut yang demikian fluktuatif. Ada raja yang percaya kepada Tuhan, ada yang melawan Tuhan. Ketika Yosua yang masih muda menjadi raja, ia mencari Tuhan. Ia memimpin bangsanya beribadah kepada Tuhan. Ketika ia mengetahui ditemukan kitab Taurat di reruntuhan, maka betapa menyesalnya dia karena membiarkan Taurat Tuhan terbengkalai. Setelah menanyakan kepada nabiah Hulda, Yosua memerintahkan pertobatan seluruh bangsa; 2 Tawarikh 34:29-33 (TB) Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN bersama-sama semua orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, para imam, orang-orang Lewi, dan seluruh orang awam, baik yang besar maupun yang masih kecil. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu.
Sesudah itu berdirilah raja pada tempatnya dan diikatnyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya dan untuk melakukan perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Ia menyuruh semua orang yang berada di Yerusalem dan Benyamin ikut serta dalam perjanjian itu. Dan penduduk Yerusalem berbuat menurut perjanjian Allah, yakni Allah nenek moyang mereka. Yosia menjauhkan segala dewa kekejian dari semua daerah orang Israel dan menyuruh semua orang yang ada di Israel beribadah kepada TUHAN, Allah mereka. Maka sepanjang hidup Yosia mereka tidak menyimpang mengikuti TUHAN, Allah nenek moyang mereka. Gerakan untuk kembali menyembah kepada Tuhan diajakkan raja kepada umat-Nya. Ia mengajak seluruh rakyat kembali kepada Tuhan. Dalam Ibrani 11 : 17-28 dituliskan oleh penulis kitab Ibrani bahwa para tokoh Alkitab tersebut memikirkan melampaui apa yang dipikirkan secara sebab akibat. Mengapa itu semua mereka lakukan? Apakah karena kekuatan mereka sendiri? Bukan. Itu semua karena iman mereka kepada Tuhan. Raja Yosia pun dibimbing Tuhan untuk beriman yang teguh sehingga ia mengadakan pembaharuan iman bagi seluruh kerajaan.
Adakah kita mau dibimbing oleh iman percaya kita melampaui apa yang sekedar menjadi hubungan sebab akibat dalam hidup kita? Tidakkah kita mau kalau kita mengakui diri sebagai orang beriman.
Doa:
Kesediaan dituntun oleh iman dalam menghadapi (pergumulan) hidup.