Yes. 32 : 9-20; Yak. 3 : 17-18
Seruan Yesaya kepada putri-putri Yerusalem supaya mereka meratap dan berkabung oleh karena keadaan bangsa mereka adalah seruan yang menunjukkan masa-masa penantian belas kasihan Tuhan kepada Yerusalem oleh karena orang Israel sudah berbuat dosa kepada Tuhan. Yesaya 32:14 (TB) Sebab purimu sudah ditinggalkan dan keramaian kotamu sudah berubah menjadi kesepian. Bukit dan Menara sudah menjadi tanah rata untuk selama-lamanya, menjadi tempat kegirangan bagi keledai hutan dan tempat makan rumput bagi kawanan binatang.
Mereka diajak untuk bertobat di masa penantian. Sampai suatu kali Tuhan menyatakan kasih-Nya memulihkan mereka; Yesaya 32:15-17 (TB) Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas: Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan. Di padang gurun selalu akan berlaku keadilan dan di kebun buah-buahan akan tetap ada kebenaran. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya.
Janji datangnya Roh yang membawa ketentraman bagi seluruh bangsa itulah yang dinantikan oleh umat ketika mereka bertekun dan menyesali dosa dan kesalahan. Bertobat dan berpengharapan kepada belas kasihan Tuhan. Sikap pertobatan ini perlu dinyatakan dalam hidup umat. Umat yang dulunya memberontak dan mengkhianati Tuhan mestilah mempunyai sikap yang baru. Yakobus menuliskan bagaimana seharusnya seorang yang bertobat bersikap dalam hidupnya; Yakobus 3:17-18 (TB) Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Jadi, bagi kita yang sudah diselamatkan oleh kasih karunia Allah, sudahkah kita tetap menghasilkan buah yang menunjukkan kita adalah orang yang diselamatkan?